Ayah,,,
Kalau selama ini setiap tahun ada peringatan hari ibu
Mengapa tak ada peringatan hari ayah???
Tak usah risau ayah
Itu semua lantaran setiap hari adalah hari ayah
Ayah,,,
Baagikukau adalah pahlawan nomor satu ku
Kau adalah pejuang kami
Kau peras akal dan okol mu
Kau relakan dirimu menjadi kuli dan melakukan kerja
apapun
Demi tetap menjaga kepulan asap di dapur
Demi membayar SPP anak- anak mu
Agar mereka tetap bisa mengenyam meja dan kursi
pendidikan
Ayah,,,
Masih lekat dalam ingatanku
Tatkala kau berlarian pontang-panting kesana – kemari
Untuk memfotokopi ijazah dan mencari segala keperluan
yang aku butuhkan
Karena akan memasuki sekolah baru
Kau relakan dirimu menyusuri lorong-lorong pasar
Yang mayoritas dijelali oleh ibu-ibu
Demi menemaniku berbelanja kebutuhan- kebutuhan ku
Ayah,,,
Masih ku ingat kala aku berniat untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi
Ekspresi mukamu memang aku tak melihatnya
Namun, dari gagang telepon lewat suara parau mu aku sudah
dapat menerka
Bagaimana mimik mukamu saat itu
Kau tak mengizinkan ku
Tapi aku tetap bersikeras dengan niat awal ku
Dan pada akhirnya akulah pemenangnya
Dengan berat hati kau melepas kepergianku
Kau sembunyikan derai tangismu di belakang ku
Semula aku menyangka kau tak sayang padaku
Tak bisa mengerti kemauan ku
Namun, lewat bibir ibu
Aku tahu, tiap malam kau tersungkur dalam isak tangis
Mencemaskan keadaan buah hatimu
Yang tak lagi berada di sisimu setiap hari
Maafkan aku ayah,,,
Hanya do’a dan ampunan mu yang aku harapkan
Dan do’aku akan selalu menyertaimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar